Sabtu, 01 Desember 2012


PENGENALAN PSIKIATRIk EDOKTERAN

Psikiatri adalah suatu cabang spesialistik ilmu kedokteran yang bertujuan memperhatikan dan mempelajari segala aspek jiwa manusia baik dalam keadaan sehat maupun keadaan sakit.

Psikiatri adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari aspek kesehatan jiwa serta pengaruhnya timbal balik terdapat fungsi-fungsi fisiologis organo-biologis tubuh manusia. Sebagai suatu cabang ilmu kedokteran, ilmu psikiatri tidaklah berdiri sendiri, melainkan selalu berkolaborasi dan segala aspeknya selalu berkaitan dengan cabang-cabang ilmu kedokteran lainnya, misalnya dengan cabang ilmu saraf (Neurologi) dan ilmu penyakit dalam (Internal Medicine).
Ilmu psikiatri dibangun atas 4 fondasi dasar, yaitu:
  1. Dimensi Organo-biologis yaitu aspek pengetahuan tentang organ-organ tubuh serta fungsi fisiologis tubuh manusia khususnya yang berkaitan langsung dengan aspek kesehatan jiwa (seperti Sistem Susunan Saraf Pusat)
  2. Dimensi Psiko-edukatif yaitu aspek pengetahuan tentang perkembangan psikologis manusia serta pengaruh pendidikan-pengajaran terhadap seorang manusia sejak lahir hingga lanjut usia.
  3. Dimensi Sosial-Lingkungan yaitu aspek pengetahuan tentang pengaruh kondisi sosial-budaya serta kondisi lingkungan kehidupan terhadap derajat kesehatan jiwa manusia.
  4. Dimensi Spiritual-Religius yaitu aspek pengetahuan tentang pengaruh taraf penghayatan dan pengamalan nilai-nilai spiritual-religius terhadap derajat kesehatan jiwa manusia.
 Sa'at ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi demikian pesat, diikuti dengan derasnya arus informasi yang sulit dibendung mempunyai peran yang sangat penting terhadap terjadinya perubahan tatanan sosial di masyarakat. Perubahan tatanan sosial di masyarakat terjadi serba cepat, masyarakat cenderung mementingkan diri - sendiri ( individualis ) dan atau kelompoknya. Kecenderungan sikap mementingkan diri-sendiri ataupun kelompoknya akan membangkitkan perasaan "ego sektoral" dan " keangkuhan diri".
Sikap "Ego sektoral" dan " Keangkuhan diri" yang ada pada diri seseorang / kelompok masyarakat akan menimbulkan "kesombongan" menganggap orang lain / kelompok lain kurang penting. Mereka menganggap dirinya super, paling baik dan paling utama. Karena itu, orang / kelompok lain harus patuh / tunduk dengan mereka.
"Ego sektoral" dan " Keangkuhan diri" menimbulkan "kesombongan" dengan membangga-banggakan diri dan merendahkan orang / kelompok lain akibatnya mereka sering tidak suka kalau melihat orang / kelompok lain sukses, Iri dan dengki menguasai hati dan pikiran mereka, akibatnya perasaan menjadi gelisah, sulit tidur, pusing, dada berdebar-debar, napsu makan turun, dan cepat marah.

Gajala-gejala tersebut diatas merupakan gejala awal gangguan jiwa. Namun demikian gejala-gejala tersebut sering kali tidak disadari sebagai gangguan jiwa oleh penderitanya, karena itu dia tidak mau berobat ke dokter jiwa. Akibatnya pengobatan yang diterima kurang proporsional dan penyakitnyapun bertambah parah.

"Ego sektoral" dan "Keangkuhan diri" menimbulkan "kesombongan" merupakan faktor utama penyebab gangguan jiwa. Karena itu, agar kita terhindar dari gangguan jiwa - bangkitkan pada diri kita rasa kebersamaan dan mau berbagi. Hormati orang lain sebagai mana mestinya dan jangan sombong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar