Sebagai
ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk kehidupan, manfaat Biologi
dalam meningkatkan kesejahteraan manusia tidak perlu diragukan lagi.
Berdasarkan ilmu murni Biologi, telah dikembangkan berbagai ilmu terapan
(bioteknologi) yang telah memajukan dunia kedokteran, industri,
pertanian, dan peternakan, serta perikanan. Seberapa besarkah
pemanfaatan biologi untuk kesejahteraan manusia telah dilaksanakan?
Untuk mengetahui hal tersebut marilah kita pelajari uraian selanjutnya
berikut ini.
Dahulu
banyak masalah penyakit yang tidak dipahami penyebab maupun cara
pengobatannya, sehingga cara yang ditempuh untuk mencegah maupun dalam
menyembuhkannya tidak tepat. Tetapi berkat perkembangan Biologi,
khususnya dalam cabang ilmu: anatomi dan fisiologi manusia, mikrobiologi, virologi dan patologi,
telah banyak membantu para dokter dalam memahami penyebab gangguan
tersebut. Dengan demikian para dokter berhasil mencegah dan menyembuhkan
berbagai penyakit yang sampai saat ini sering menjadi masalah yang
menakutkan manusia.
Berikut ini adalah contoh-contoh sumbangan pengetahuan yang telah diberikan oleh Biologi beserta cabang-cabang ilmunya dalam dunia kesehatan dan atau kedokteran.
Berikut ini adalah contoh-contoh sumbangan pengetahuan yang telah diberikan oleh Biologi beserta cabang-cabang ilmunya dalam dunia kesehatan dan atau kedokteran.
a.
|
Para
penderita penyakit yang mengalami kerusakan pada salah satu organ
tubuhnya, kini telah mendapatkan jalan keluarnya yaitu melalui teknik transplantasi (pencangkokan) organ.
Transplantasi organ yang sudah berhasil dilakukan oleh para dokter
adalah pencangkokan ginjal, jantung, sumsum tulang belakang maupun
hati.
|
b.
|
Teknik fertilasi invitro
telah dapat diaplikasikan tidak hanya pada hewan ternak, tetapi telah
dapat dilakukan pada manusia. Teknik ini dapat membantu pasangan
suami istri yang sulit mendapatkan keturunan karena suatu kelainan.
Fertilasi ini tentunya berasal dari gamet pasangan
yang bersangkutan. Teknik karakterisasi dan pemisahan gamet sperma
yang membawa kromosom X dan Y (penentu jenis kelamin keturunan) juga
telah berhasil dilakukan. Teknik ini memungkinkan para pasangan suami
isteri mendapatkan keturunannya dengan jenis kelamin tertentu.
|
c.
|
Mikrobiologi kedokteran telah berhasil mengidentifikasi beberapa jenis mikroba yang menyebabkan penyakit pada manusia maupun hewan. Dengan demikian, antibiotik untuk mikroba-mikroba tersebut dapat dibuat.
|
d.
|
Virologi pun telah memberikan sumbangannya pada dunia kedokteran, dengan mendasari pengetahuan dalam usaha menciptakan vaksin-vaksin. Misalnya pada kasus yang baru saja terjadi yaitu mengenai Virus Flu Burung. Sebuah surat kabar memberitakan bahwa Virus Flu Burung atau disebut juga Virus Avian Influenza,
yang hanya dapat diteruskan kepada manusia melalui kontak yang sangat
dekat, telah dapat ditemukan vaksinnya oleh para pakar Imunologi dan
Bioteknologi di Badan Kesehatan Dunia (WHO). Caranya adalah dengan
menggabungkan gen Avian dengan gen flu pada manusia agar menjadi
‘aman’. Mereka mengambil satu gen virus flu burung kemudian
menggantikan gennya tadi dengan gen flu manusia. Hasil dari kombinasi
virus buatan ini kemudian dipersiapkan sebagai basis untuk pembuatan
vaksinnya. (Sumber: Pikiran Rakyat 5 Februari 2004).
|
e.
|
Para
penderita obesitas (penyakit kegemukan) kini pun telah mendapatkan
jalan keluar dalam mengatasi kelebihan berat badannya. Hal ini
dijelaskan dalam suatu kutipan dari sebuah surat kabar bahwa; Para
ahli fisiologi dan ilmu gizi dari Universitas Texas Southwestern
Medical Centre, Dallas Amerika Serikat, telah berhasil mengubah
sel-sel lemak biasa menjadi lemak yang bisa terbakar. Penelitian
dilakukan melalui penyuntikan gen Leptin (suatu protein yang terkait
dengan proses metabolisme) pada tikus percobaan. Hasil penyisipan gen
membuktikan bahwa sel-sel yang biasanya menimbun lemak berubah menjadi
sel-sel pembakar lemak. Akibatnya, tikus menjadi langsing dengan
hilangnya 26% bobot tubuhnya selama dua pekan. (Sumber: Pikiran Rakyat
26 Februari 2004).
|
Demikianlah
pemanfaatan Biologi dalam bidang kedokteran, yang pada dewasa ini sudah
banyak kemajuan yang dicapai. Di samping itu, berkat penelitian yang
terus menerus, bermunculan berbagai cabang ilmu kedokteran
(spesialisasi) berikut teknik-tekniknya, yang pada dasarnya dilakukan
untuk meningkatkan kesehatan manusia. Masyarakat pun kini semakin
mengetahui bagaimana cara hidup sehat, mengatur gizi, menghindari serta
mencegah penyakit, yaitu dengan selalu menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, berolah raga secara teratur dan mengkonsumsi makanan bergizi
dengan menu 4 sehat 5 sempurna dan pola gizi seimbang.
Lalu bagaimanakah pemanfaatan Biologi dalam bidang Pertanian dan Peternakan? Sudah seberapa banyakkah sumbangan Biologi yang telah diberikan? Pelajarilah uraiannya berikut ini.
PEMANFAATAN BIOLOGI DALAM BIDANG PERTANIAN
Dahulu
para petani hanya mengetahui cara-cara bertani yang
sederhana/tradisional, yakni hanya dengan mencangkul tanah kemudian
menanaminya dengan tanaman yang diinginkan lalu disirami secukupnya. Dan
hasil yang didapat ternyata tidak terlalu menggembirakan baik mutu
maupun jumlahnya. Jika hal ini tidak segera diperbaiki maka kebutuhan
masyarakat akan pangan tidak dapat tercukupi, dan akan terjadi
kekurangan bahan pangan (rawan pangan). Apalagi pada masa sekarang ini,
dimana telah terjadi ledakan jumlah penduduk, tentunya masalah rawan
pangan merupakan masalah yang harus segera ditangani.Usaha yang harus
dilakukan tidak hanya pada bagaimana membatasi pertambahan jumlah
penduduk, tetapi juga harus dipikirkan bagaimana caranya meningkatkan
produksi pangan.
Berkat kemajuan cabang-cabang Biologi dan teknologinya, sudah banyak orang mengetahui bagaimana cara meningkatkan hasil pertaniannya. Masyarakat khususnya para petani, kini telah banyak mengetahui bagaimana cara memilih bibit tanaman unggul, bagaimana cara memilih pupuk yang diperlukan berikut cara memupuknya, serta bagaimana cara memberantas hama dengan pestisida atau insektisida, dengan maksud meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panennya. Mereka pun telah banyak mengetahui teknik-teknik berkebun seperti mencangkok, menempel, mengenten dan sebagainya.
Untuk mendapatkan bibit unggul dari berbagai jenis tanaman sekarang tidaklah sulit. Hampir di seluruh pelosok tanah air, bibit unggul berbagai jenis tanaman bukan merupakan barang langka lagi. Hal ini berkat makin berkembangnya prinsip-prinsip Genetika yang sudah banyak diketahui oleh para petani, seperti dengan melakukan penyilangan (bastar), yang dapat dilakukan sendiri oleh mereka. Selain itu, dengan menerapkan prinsip-prinsip Fisiologi Tumbuhan, para petani melalui para ahli pertanian yang telah banyak mengetahui jenis pupuk yang baik untuk berbagai jenis tanaman.
Adapun dalam penggunaan pupuk, pestisida atau insektisida pada persawahan, perkebunan atau perladangan ini, para petani harus memperhatikan faktor keseimbangan ekosistem di sekitarnya. Misalnya dengan mengikuti/mematuhi dosis (takaran) serta intensitas yang ditetapkan oleh setiap jenis pupuk atau pestisidanya. Jika pemakaian zat-zat kimia tersebut melebihi aturan yang ditetapkan biasanya akan menimbulkan pencemaran air sungai di sekitar areal pertanian tersebut.
Contoh kasus yang sering terjadi akibat pemakaian zat kimia yang tidak memperhatikan faktor keseimbangan ekosistem adalah pada pemakaian pupuk N yang intensif. Pemakaian pupuk N secara terus menerus dapat menyebabkan kadar nitrat dalam air sungai di areal penanaman menjadi tinggi. Akibat yang terjadi kemudian adalah timbulnya penyakit methemoglobinemia jika air sungai tersebut dikonsumsi oleh manusia. Selain timbulnya penyakit itu, dapat terjadi pula eutrofikasi. Apakah methemoglobinemia itu, dan apa yang dimaksud dengan eutrofikasi?
Methemoglobinemia merupakan ketidakmampuan hemoglobin di dalam sel-sel darah merah untuk mengikat oksigen, karena hemoglobin diikat oleh nitrit. Nitrit ini dihasilkan dari pengubahan nitrat yang mengkontaminasi air minum oleh mikroorganisme pada saluran pencernaan manusia. Dan tahukah Anda apa akibatnya jika tubuh kita kekurangan oksigen? Sedangkan eutrofikasi adalah pengeruhan air yang disebabkan oleh berkembang dengan pesatnya alga dan eceng gondok pada perairan yang tercemar nitrat. Eutrofikasi ini menyebabkan organisme seperti ikan-ikan di perairan tersebut menjadi mati. (perhatikan gambar 21). Maka dari itulah, pengetahuan mengenai Ekologi serta teknik bertani sangat diperlukan agar tidak terjadi hal-hal yang pada akhirnya akan merugikan masyarakat sekitar atau para petani sendiri. Menurut Anda bagaimanakah mencegah pencemaran perairan oleh pupuk nitrat? Ya betul, diantaranya dengan mengadakan pergiliran penanaman jenis tanaman atau rotasi tanaman, sehingga pupuk yang digunakan juga berganti-ganti.
|
Gambar 21. Eutrofikasi oleh eceng gondok.
Masalah
penyakit-penyakit yang menyerang tanaman, kini juga sudah banyak
diketahui penyebabnya. Sudah banyak jenis virus, bakteri dan parasit
lain yang menyerang tanaman budi daya yang berhasil diidentifikasi dan
ditemukan cara pemberantasannya. Hal ini tentu berkaitan dengan kemajuan
di bidang cabang-cabang Biologi seperti virologi, mikrobiologi dan
parasitologi. Jadi, cabang-cabang Biologi yang berhubungan dengan bidang
pertanian adalah botani, anatomi tumbuhan, fisiologi tumbuhan, virologi tumbuhan, parasitologi, mikrobiologi, genetika dan ekologi.
Perkembangan bioteknologi seperti teknik Rekayasa Genetika, Kultur Jaringan, dan teknik Mutasi Buatan pun kini sudah berhasil membantu mengatasi masalah rawan pangan. Coba Anda perhatikan uraian berikut ini, mengenai contoh-contoh sumbangan pengetahuan yang telah diberikan oleh Biologi beserta cabang-cabang ilmunya dalam dunia pertanian:
a.
|
Bioteknologi dan Biologi Molekuler telah berhasil menemukan teknik-teknik untuk Rekayasa Genetika,
seperti teknik transfer nukleus, teknik pemotongan, penyambungan dan
penyisipan gen, dimana teknik-teknik ini bertujuan untuk mencari atau
menciptakan jenis tanaman dengan sifat unggul tertentu (tanaman
transgenik). Teknik-teknik rekayasa genetika seperti ini biasanya
dilanjutkan dengan suatu teknik yang disebut Kloning. Istilah Klon merupakan garis turunan individu-individu yang secara genetik identik. Klon
juga diartikan sebagai usaha membuat satu atau lebih replika
(duplikat) suatu individu, sel, ataupun gen. Pengaplikasian yang sudah
berhasil dilakukan adalah pada terciptanya tanaman budi daya yang
mampu menghasilkan insektisida sendiri, sehingga tanaman tersebut
tidak perlu disemprot insektisida lagi saat di lahan pertanian
nantinya. Contoh jenis tanaman pangan yang telah berhasil di rekayasa
dengan tiujuan tersebut adalah tanaman buah apel, pir, kol/kubis,
brokoli, dan kentang. Teknik rekayasa genetika ini juga sudah berhasil
menciptakan tanaman budi daya yang mampu mengikat nitrogen bebas
sendiri dari udara, sehingga tanaman tersebut tidak perlu diberi pupuk
nitrogen sintetik lagi saat di lahan pertanian nantinya. Contoh jenis
tanaman yang sudah berhasil direkayasa untuk tujuan tersebut adalah
pada padi dan gandum.
|
b.
|
Melalui kemajuan di bidang Biologi Molekuler, telah dapat diketahui pula urutan gen pada genom
sel-sel tumbuhan, sehingga para biologiwan dapat mengidentifikasi
urutan-urutan gen tertentu yang bertanggungjawab untuk perkembangan
organ. Dengan demikian para biologiwan dapat memodifikasi arah
perkembangan tanaman yang diinginkan. Pengaplikasian teknik ini yang
sudah berhasil dilakukan adalah telah terciptanya batang pohon jati
yang dapat tumbuh dengan diameter besar dan lurus.
|
c.
|
Dengan menggunakan teknik kultur Jaringan,
tanaman yang sudah diketahui berkhasiat sebagai obat, atau pun
tanaman budi daya yang sudah diketahui keunggulan mutunya, dapat
diproduksi dengan waktu singkat, dalam jumlah yang banyak, tanpa
memerlukan lahan yang luas, dan dengan kondisi steril. Teknik kultur
jaringan ini termasuk salah satu usaha kloning, dimana
individu-individu baru yang dihasilkan akan sama persis atau identik
dengan suatu tanaman yang sudah diketahui manfaat maupun
keunggulannya. Adapun contoh-contoh tanaman budi daya yang sudah
berhasil diperbanyak dengan teknik kultur jaringan tersebut antara
lain tanaman kelapa sawit, tanaman anggrek, tanaman pisang barangan,
dan wortel.
|
d.
|
Teknik
Mutasi Buatan merupakan usaha merubah susunan atau jumlah materi
genetik/DNA dengan menggunakan radiasi sinar radioaktif (sinar X,
alpha, beta dan gamma) atau dengan senyawa kimia (kolkisin). Teknik mutasi
dengan sinar gamma biasanya ditujukan untuk menghasilkan biji-biji
tanaman padi dan palawija, agar berumur pendek (cepat dipanen),
hasilnya banyak dan tahan terhadap serangan hama wereng. Selain itu,
terdapat teknik mutasi buatan lainnya, yakni teknik perendaman
biji-biji tanaman perkebunan dan pertanian dalam senyawa kolkisin,
senyawa ini menyebabkan tanaman mempunyai buah yang besar dan tidak
berbiji; misalnya buah semangka, pepaya, jeruk, dan anggur tanpa biji,
seperti pada gambar 22 berikut. Namun sayangnya tanaman ini tidak
dapat menghasilkan tanaman baru sebagai keturunannya, karena
buah-buahan yang dihasilkan tidak memiliki organ reproduksi yaitu
biji. Lalu bagaimanakah caranya bila kita menghendaki buah-buahan
tanpa biji lagi? Ya benar, kita harus memulai lagi dari perendaman
biji-biji (benih) dari buah yang memiliki biji, dengan senyawa
kolkisin. Baru kemudian ditanam dan ditunggu hasil buahnya yang pasti
tidak memiliki biji.
|
(a)
|
(b)
|
Gambar 22. Buah-buahan tanpa biji
hasil mutasi buatan; (a) pepaya,(b) jeruk.
hasil mutasi buatan; (a) pepaya,(b) jeruk.
Demikianlah
pemanfaatan Biologi dalam bidang pertanian. Bagaimana, sampai di sini
apakah Anda sudah memahami seluruh uraian yang diberikan? Bagus! Untuk
memperkaya wawasan Anda mengenai pemanfaatan Biologi bagi kehidupan
manusia, sekarang pelajarilah bagaimana pemanfaatan Biologi pada dunia
Peternakan berikut ini. Sumbangan apakah yang sudah diberikan Biologi
dalam upaya mengatasi masalah rawan pangan dan perbaikan gizi
masyarakat?
Metode
ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan
untuk melakukan suatu proyek ilmiah (science project). Secara umum
metode ilmiah meliputi langkah-langkah berikut:
- Observasi Awal
- Mengidentifikasi Masalah
- Merumuskan atau Menyatakan Hipotesis
- Melakukan Eksperimen
- Menyimpulkan Hasil Eksperimen
Setelah
topik yang akan diteliti dalam proyek ilmiah ditentukan, langkah
pertama untuk melakukan proyek ilmiah adalah melakukan observasi awal
untuk mengumpulkan informasi segala sesuatu yang berhubungan dengan
topik tersebut melalui pengalaman, berbagai sumber ilmu pengetahuan,
berkonsultasi dengan ahli yang sesuai.
· Gunakan semua referensi: buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview, dll.
· Kumpulkan informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur, dll.
· Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.
Permasalahan
merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan
dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban
berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Sebagai contoh:
Bagaimana cara menyimpan energi surya di rumah?
· Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
· Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti.
· Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara
tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah.
Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama
atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini
perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang perlu
diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.
· Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis
· Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen
Eksperimen
dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada
eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada
eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
Varibel
bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel
terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada
variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen
dipertahankan tetap.
· Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
· Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.
· Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
· Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.
Kesimpulan
proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan
bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis.
Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis
termasuk di dalamnya. Jika dapat dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri
dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut.
Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
· Jangan ubah hipotesis
· Jangan abaikan hasil eksperimen
· Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
· Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
· Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.
Setiap orang pasti pernah merasa lapar.
Perut kita merasa lapar ketika waktu telah melampaui saat dimana
biasanya kita sudah makan. Kita sering mengalami ketika pagi hari kita
lupa sarapan, atau karena kesibukan kita maka tidak sempat makan.
Jengkel rasanya, jika ketika kita merasa lapar namun makanan tidak
tersedia. Namun bagi kita, lapar kadang kadang tidak terkait dengan
tidak tersedianya makanan, tapi juga soal pilihan selera makanan. Ketika
makanan yang tersedia tidak cocok dengan selera kita, maka kita rela
untuk tidak memakannya dan kita lapar. Kerelaan untuk merasa lapar juga
terkait dengan niat dan kepercayaan, misalnya ketika kita menjalani
ibadah puasa atau sedang menjalani terapi diet untuk kesehatan.
Tapi pernahkan anda merasakan atau setidaknya membayangkan situasi
dimana kita merasa sangat lapar, karena kita tidak mampu memperoleh
makanan, baik karena tidak punya uang atau memang makanan tidak ada di
sekitar kita ? Artinya kita kelaparan bukan karena lupa tidak makan,
sibuk sehingga tidak sempat makan atau memang niat untuk rela tidak
makan. Memangnya masih adakah orang yang kelaparan di Indonesia ?
Ketika mendengar kata kelaparan yang
sering kita bayangkan adalah seperti yang terjadi di Afrika, dalam
bentuk kelaparan kronis yakni orang tua dengan anaknya, berkulit hitam,
dengan badan kurus kering dan perut membesar, tinggal di daerah padang
pasir yang menunggu bantuan pangan dari orang lain. Kita pun merasa
kasihan. Namun kita sempat terhentak karena bentuk bentuk kelaparan
mulai terkuak di negeri ini, ketika berbagai media memberitakan bahwa
banyak saudara saudara kita di berbagai daerah di tanah air mengalami
kelaparan.
Kelaparan merupakan sebuah ujung dari
berbagai sebab dan manifestasinya bisa dalam berbagai bentuk. Secara
umum kelaparan diakibatkan oleh kemiskinan terutama akses terhadap
kebutuhan hidup dasar terutama pangan pokok. Lapar bisa karena makanan
tidak tersedia baik secara tiba tiba maupun secara sistematis, atau
karena tidak memiliki uang untuk membeli makanan. Misalnya seperti yang
diberitakan berbagai media akibat bencana alam membuat masyarakat
setempat tidak memiliki akses untuk memperoleh makanan, atau kekeringan
yang panjang mengakibatkan produksi pangan tidak berhasil memenuhi
kebutuhan pangan seperti yang terjadi di Yahokimo Papua dan beberapa
daerah di NTT. Namun ketika kelaparan terjadi di daerah pinggiran
Ibukota seperti Tangerang dan Bogor, maka hal tersebut pasti disebabkan
karena rendahnya pendapatan sehingga tidak mampu membeli makanan pokok.
Nampaknya kita harus berhati hati, jangan
jangan ada saudara atau tetangga di sekitar rumah kita yang kelaparan.
Artinya kita tidak harus menunggu berita di media massa supaya kita tahu
bahwa ada kelaparan di sekitar kita. Tapi jika kita menemukan ada
saudara dan tetangga kita kelaparan maka apa yang harus kita lakukan ?
Siapa yang sesungguhnya bertanggung jawab atas bentuk bentuk kelaparan
tersebut ?
Pangan dalam Tatanan Kehidupan
Kalau kita pernah belajar ilmu biologi di
SMA, maka kita pasti ingat bahwa kehidupan itu sebenarnya adalah reaksi
bongkar pasang makro molekul makanan yaitu karbohidrat, protein, lemak
yang berlangsung dalam sel. Manusia adalah salah satu bentuk organisme
yang sebanarnya sama dengan makhluk lain namun hanya berbeda jumlah
makromolekul yang dibongkar pasang untuk melangsungkan kehidupan.
Setiap makhluk hidup, entah manusia,
hewan, tanaman atau mikroorganisme membutuhkan makanan yang tidak hanya
berfungsi sebagai sumber energi namun juga sebagai bahan baku
biosintesis makromolekul organismenya. Manusia misalnya, memperoleh
makanan dari hewan dan tumbuh-tumbuhan dengan tiada hentinya dengan
mensintesis bahan makanan dengan mengunakan sinar matahari sebagai
sumber energi, karbon monoksida dan air sebagai bahan bakunya. Tanaman
menggunakan energi matahari untuk melakukan fotosintesis sehingga bisa
menyimpan energi dalam bentuk cadangan makanan yang oleh manusia dengan
cara dimakan (dibongkar pasang) dalam sistem biokimia tubuh kita,
sehingga manusia melangsungkan siklus kehidupan seperti yang pernah kita
pelajari dalam ilmu biologi dasar.
Oleh karena itu berbicara mengenai
makanan adalah berbicara mengenai kehidupan yang terus berlanjut pada
semua makluk hidup meski tanpa pakaian, rumah, kompor, televisi,
komputer, mobil, kulkas, telepon seluler dan bermain facebook. Selama
ada makanan, kehidupan akan terus berlangsung walau dalam keadaan
telanjang dan tanpa pendidikan serta berbagai asesoris kehidupan
lainnya.
Pangan merupakan kebutuhan dasar, dan
merupakan kebutuhan esensial untuk kehidupan terus berlangsung. Setiap
manusia (atau organisme lainnya) pada dasarnya tidak merencanakan
kelahirannya dan keberadaanya sendiri. Seyogyanya setiap makhluk hidup
mempunyai hak hidup yang sama, artinya setiap manusia mempunyai hak yang
sama atas makanan, sumber kehidupannya. Sederhananya, kebutuhan makan
merupakan hak asasi bagi setiap manusia. Kelaparan dan kurang gizi
adalah bentuk bentuk tidak terpenuhinya hak asasi manusia atas pangan.
Manusia tidak boleh memonopoli bahan
pangan, menindas orang lain supaya tidak bisa makan, atau menggunakan
argumen ekonomi (untung rugi) sehingga manusia lain kelaparan.
Perkembangan peradaban, moral dan teknologi ternyata belum membawa
manusia memperoleh kesejahteraan secara merata. Perkembangan peradaban
seolah olah mencabut pangan dari tatanan kehidupan yang harmonis antar
sesama makhluk hidup dan merubahnya menjadi benda mati yang harus
diperoleh melalui persaingan, pertarungan, kompetisi sengit antar umat
manusia melalui kancah ekonomi, perdagangan dan politik.
Ketika pangan telah berubah menjadi
komoditas perdagangan semata, yang keluar dari esensi fungsi dasarnya
sebagai media kehidupan maka yang terjadi adalah penguasaan dan
pemusatan kekuatan produksi pangan di satu sisi dan kekurangan pangan di
sisi yang lain. Hampir 70 persen bisnis di dunia dan di Indonesia
terkait dengan pangan dan pertanian, namun hal tersebut berbanding
terbalik dengan situasi kekurangan pangan yang justru masih terus
berlanjut sampai saat ini.
Hak Atas Pangan dan Hak Untuk Tidak Lapar
Indonesia dikenal sebagai negara yang
memiliki laut yang luas dan daratan yang subur dengan kekayaan sumber
pangan yang luar biasa. Kalau melihat sumberdaya produksi maka rasanya
seperti tidak mungkin ada anak bangsa ini yang harus menderita kelaparan
dan kurang gizi. Namun menurut data dari Badan Bimas Ketahanan Pangan,
Deptan (2004) ternyata masih banyak penduduk Indonesia yang rawan
pangan, dimana pada tahun 2002 terdapat 21,7 persen penduduk rawan panga
yang terdiri 15 persen merupakan penduduk rawan pangan dan 6 persen
penduduk mengalami sangat rawan pangan. Susenas (2003) mencatat adanya
sekitar 5,1 juta atau sekitar 27,5 persen anak balita mengalami kurang
gizi. Dari jumlah itu ternyata 8,3 persen diantaranya menderita gizi
buruk, atau kurang gizi kronis. Sebagai akibatnya sekitar 305.000 bayi
dan anak balita meninggal setiap tahunnya, dan 180.000 diantaranya
karena kekurangan gizi.
Fakta tersebut menggambarkan bahwa
walaupun negeri kita kaya akan sumber pangan dan gizi namun masih banyak
masyarakat miskin yang tidak mampu memperolehnya. Mengapa hal itu
terjadi ? Hal tersebut erat kaitannya dengan akses terhadap pangan
terutama disebabkan karena rendahnya pendapatan dan distribusi pangan
yang tidak adil dan merata. Sementara itu walaupun disadari bahwa pangan
adalah kebutuhan dasar untuk melangsungkan kehidupan, namun
kenyataannya dalam perkembangan tidak semua orang mampu mengakses
pangan. Dalam hal ini perlu peran pemerintah untuk menjamin kecukupan
pangan bagi seluruh rakyat dan bagi semua orang.
Tahun 2004, BPS melaporkan bahwa produksi
padi kita meningkat dan dengan gagah pemerintah menyatakan bahwa kita
akan mencapai swasembada beras seperti tahuan 1984. Namun bagai disambar
petir di siang bolong, akibat gagal panen pada awal tahun 2005 kita
dikejutkan dengan kabar kelaparan kronis yang melanda 10 kabupaten di
Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini menggambarkan bahwa sebenarnya pangan
kita cukup untuk memenuhi kebutuhan namun karena pangan hanya dilihat
sebagai komoditas semata maka yang menonjol adalah aspek perdagangan
dibanding aspek pemenuhan hak rakyat.
Pada level internasional kesadaran
pentingnya kecukupan pangan sudah disadari sejak lama. Dalam deklarasi
Hak Asasi Manusia tahun 1948 artikel 11 (1) dinyatakan bahwa setiap
orang mempunyai hak atas kehidupan standar yang cukup untuk kesehatan
dan kesejahteraan bagi dirinya dan keluarganya termasuk makanan. Hal
tersebut diperkuat dengan konvenan Hak Sosial, Ekonomi dan Budaya tahun
1966, dinyatakan bahwa negara penandatangan konvenan harus mengakui hak
mendasar setiap orang untuk bebas dari kelaparan, baik secara individu
maupun internasional harus mengambil langkah langkah termasuk program
khusus untuk mengatasi kelaparan. Deklarasi Roma tahun 1996, tentang
ketahanan pangan dunia (World Food Summit) menyatakan bahwa setiap orang
mempunyai hak untuk tidak kelaparan dan mempunyai akses yang cukup,
bergizi dan aman bagi dirinya.
Pada level nasional pun sebenarnya sudah
penegasan dari UU No 7 tahun 1996 tentang Pangan yang secara jelas
menyatakan bahwa pangan merupakan kebutuhan dasar yang pemenuhannya
merupakan hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam rangka mewujudkan
sumberdaya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan pembangunan
nasional. Dengan berbagai penegasan secara hukum ini seharusnya
pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia harus mengupayakan sekuat
mungkin dan menjadikan prioritas untuk menghapuskan segala bentuk
kelaparan yang ada di negeri ini.
Kegiatan yang dilakukan pada waktu
penyuluhan adalah pemberian materi. Materi pertama yang diberikan adalah
penjelasan mengenai deskripsi millet, yang meliputi bentuk, manfaat, dan habitat millet.
Materi ini diberikan oleh anggota tim yang bernama Novi Eka Susilowati.
Materi kedua yang diberikan yaitu materi mengenai budidaya millet. Materi ini diberikan oleh mahasiswa Biologi yang bernama Ika Mei Siswati. Materi terakhir adalah materi tentang pengolahan millet yang diberikan oleh anggota tim yang bernama Wiwik Fitri Sholikhah. Dalam
kegiatan tersebut, pemberian materi berjalan cukup lancar. Bahkan,
setelah pemberian materi, beberapa peserta cukup antusias yang terbukti
dengan antusiasme peserta dalam bertanya.
Setelah acara penyampaian materi, tim bersama dengan para peserta langsung melakukan demo masak untuk mengolah tepung millet. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengarahan kepada para peserta, yang kebanyakan ibu-ibu PKK, tentang cara mengolah tepung millet menjadi makanan agar dapat dijual di pasaran. Hasil olahan dari tepung millet antara lain adalah mie, bubur, pastel kering, kue bawang dan tape goreng millet.
Dalam acara ini, tim juga memberikan bantuan kepada desa tersebut berkaitan dengan budidaya millet. Tim sengaja menyewa tanah untuk dijadikan lahan percontohan budidaya millet. Di lahan tersebut, tim menanam millet sebagai contoh untuk dikembangkan masyarakat. Selain itu, tim juga memberikan bantuan berupa millet, benih millet, pupuk, dan sejumlah uang perawatan lahan percontohan. Hasil pemanenan millet tersebut juga diberikan kepada masyarakat agar mereka bisa menanam millet tersebut di lahan mereka.
IMPLEMENTASI IMAN DAN TAQWA
DALAM KEHIDUPAN MODERN
Oleh : Junaidi Idrus, S.Ag., M.Hum
Pertanyaan :
Mengapa di dunia ini banyak terjadi kemaksiatan, kejahatan, kekerasan dan kezaliman ?
1. Tantangan, problem dan resiko kehidupan modern
Pendahuluan
Manusia adalah homo sapiens ( hewan
rasional ). Dengan kemampuan akal manusia dapat mengatasi keterbatasan
pada dirinya. Kegelapan dapat diatasi dengan lampu. Kelebihan manusia
pada makhluk lain terletak pada akalnya.
|
Berbagai Persoalan manusia di era modern :
|
||||
|
|
||||
|
||||
|
Terdapat 3 hubungan antara agama dan ilmu :
- Konflik [ agama dan ilmu ditempatkan pada posisi bertentangan ]. Hal ini terjadi pada abad pertengahan dalam kasus bagaimana penemuan ilmiah bertentangan dengan gereja, sehingga seseorang harus menentukan pilihan yaitu “ Menjadi orang yang beriman tapi menolak kebenaran ilmiah ATAU menerima pendapat ilmiah dengan konsekuensi ia dianggap kafir.
- Independent. Artinya “ agama dan ilmu adalah dua domain yang dapat hidup bersama sepanjang mempertahankan “jarak aman” satu sama lain. Secara universal dapat dijelaskan :
- Ilmu dan agama mempunyai bahasa sendiri karena melayani fungsi yang berbeda dalam hidup manusia
- Ilmu menelusuri cara kerja benda-benda dan berurusan dnegan fakta objektif
- Agama berurusan dengan nilai dan makna tertinggi
- Ilmu dan agama menawarkan dua perspektif yang saling melengkapi dan bukan saling menjatuhkan
-
- Dialog. Artinya membandingkan metode kedua bidang ini yang dapat menunjukkan kemiripan dan perbedaan. Artinya keduanya bersinergi agar perkembangan ilmu tidak justru menjatuhkan martabat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar